BREAKING NEWS

Trump Turunkan Tarif Jadi 10 Persen untuk Sebagian Negara, Tapi Naikkan Lagi untuk China hingga 125 Persen

Trump Turunkan Tarif Jadi 10 Persen untuk Sebagian Negara, Tapi Naikkan Lagi untuk China hingga 125 Persen
Presiden Amerika Serikat Donald Trump membawa daftar negara yang dikenakan tarif impor dalam acara di Rose Garden bertajuk Make America Wealthy Again, di Gedung Putih, Washington DC, 2 April 2025.(AFP/BRENDAN SMIALOWSKI)

NEW YORK, KompasJawa.com
– Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan kebijakan penurunan tarif impor menjadi 10 persen untuk sebagian besar mitra dagang AS, berlaku selama 90 hari. Langkah ini diambil untuk memberi ruang negosiasi perdagangan lanjutan. Namun, kebijakan serupa tidak berlaku bagi China, yang justru tarif impornya dinaikkan secara drastis menjadi 125 persen.

Pengumuman tersebut disampaikan Trump pada Rabu, 9 April 2025 waktu setempat, hanya beberapa jam setelah AS mulai memberlakukan tarif impor baru yang lebih tinggi terhadap barang dari hampir 90 negara.

Dalam unggahan di Truth Social, Trump menyebutkan bahwa keputusan menaikkan tarif untuk China diambil karena "kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan China terhadap pasar global."

China Balas Tarif Tinggi dari AS

Sebagai tanggapan, pemerintah China yang merupakan mitra dagang terbesar ketiga Amerika Serikat mengumumkan akan menaikkan tarif atas barang-barang impor dari AS menjadi 84 persen, sebagai bentuk retaliasi terhadap kebijakan Trump.

Meski begitu, Trump mengklaim bahwa kebijakannya berhasil membuka peluang diplomasi baru. Ia menyebut lebih dari 75 negara telah menghubungi pejabat AS untuk memulai negosiasi setelah pengumuman tarif pekan lalu.

Ketika dimintai komentar soal respons global terhadap keputusannya, Trump berkata kepada wartawan di Gedung Putih, “Saya rasa mereka agak berlebihan. Banyak yang mulai panik, bahkan ketakutan.”

Para Pejabat Sebut Ini Strategi Terencana

Menteri Keuangan AS, Scott Bessett, membela langkah tersebut dengan mengatakan bahwa keputusan Trump merupakan bagian dari strategi yang sudah direncanakan sejak awal.

“Sejak awal, Presiden memang berniat menahan laju tarif yang lebih luas. Ini bukan keputusan mendadak,” ujar Bessett dalam konferensi pers di Gedung Putih.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Howard Lutnick menyatakan melalui akun media sosialnya bahwa ia bersama Bessett duduk langsung bersama Trump saat sang presiden menulis pengumuman tersebut. Ia menyebut unggahan Trump sebagai "salah satu momen paling luar biasa selama masa kepresidenannya."

“Banyak negara siap bekerja sama dengan Presiden Trump untuk memperbaiki sistem perdagangan global. Namun, China justru memilih jalan yang berseberangan,” tulis Lutnick.

Tarif Bervariasi, Indonesia Termasuk yang Terdampak

Kebijakan tarif ini pertama kali diumumkan Trump pada 2 April 2025, ketika ia menetapkan tarif dasar 10 persen untuk impor dari lebih dari 180 negara. Kemudian, pada 9 April 2025, diberlakukan tarif resiprokal terhadap 90 negara, dengan kisaran tarif antara 11 persen hingga 50 persen.

Indonesia termasuk dalam daftar negara yang terkena tarif resiprokal, dengan tarif sebesar 32 persen.

Dampak pada Pasar Keuangan

Kebijakan perdagangan Trump membawa dampak langsung pada pasar keuangan. Bursa saham Wall Street mengalami penurunan selama empat hari berturut-turut, hingga Selasa, 8 April 2025, seiring kekhawatiran investor terhadap ketidakpastian global.

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar